Rabu, 28 Juli 2010

PRESTASI BELAJAR


"PRESTASI BELAJAR"

1. Pengertian Belajar
Kegiatan belajar tidak pernah lepas dari aktivitas kehidupan manusia. Belajar tidak selamanya harus dilakukan di lingkungan sekolah, akan tetapi dapat dilaksanakan dimana saja, baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

Dalam pendidikan formal, proses kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan kegiatan pokok yang banyak berperan terhadap berhasil tidaknya pencapaian dalam tujuan pendidikan. Belajar bukan merupakan suatu tujuan, akan tetapi suatu proses untuk mencapai tujuan. Jadi belajar merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut pendapat tradisional, belajar diartikan sebagai ”Usaha menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan” (Aqib, 2002: 42). Menurut pendapat tradisional ini yang dipentingkan dalam belajar adalah anak-anak diberi bermacam-macam pelajaran untuk menambah pengetahuan yang dimilikinya, dengan jalan menghafal.
Sementara itu menurut ahli pendidikan modern, belajar diartikan sebagai ”Suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan” (Aqib, 2002: 42). Tingkah laku yang baru tersebut misalnya adanya prubahan dari tidak tahu menjadi tahu, timbulnya pengetian baru, serta timbul dan berkembangnya sifat-sifat sosial, susila, dan emosional.
Menurut Ernest R. Hilgard dalam bukunya “Theories of Learning” yang dikutip oleh Zainal Aqib (2002: 43) belajar didefinisikan sebagai berikut: “Learning is the process by which an activity originates or is changed trough training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as distinguished from changes by factors not attribut able to training”. Artinya belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk latihan. Dalam definisi ini dikatakan bahwa seseorang yang belajar, kelakuannya akan berubah daripada sebelumnya. Jadi belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi mengenai seluruh pribadi anak.
Menurut W.S. Winkel dalam Max Darsono (2000: 4) mendefinisikan belajar sebagai ”Suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap”.
Selanjutnya menurut kamus paedagogik dalam Zainal Aqib (2002: 43) dikatakan bahwa ”Belajar adalah berusaha memiliki pengetahuan atau kecakapan”. Seseorang telah mempelajari sesuatu terbukti dengan perbuatannya. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah telah terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dengan lingkungannya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang berkat interaksi dengan lingkungannya yang terjadi secara sadar, kontinyu, aktif, dan terarah yang mernyebabkan perubahan pada pengetahuan, pemahaman dan keterampilannya.

2. Ciri-ciri Belajar
Menurut Suryabrata dalam buku Psikologi Pendidikan (1995: 249) mengemukakan tentang ciri-ciri kegiatan belajar sebagai berikut:
  1. Belajar adalah aktivitas yang membawa perubahan pada diri individu yang belajar dalam arti perubahan tingkah laku aktual maupun potensial.
  2. Perubahan tersebut pada intinya adalah didapatkannya kecakapan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
  3. Perubahan tersebut terjadi karena usaha yang dilakukannya secara sengaja.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Tu’u (2004: 75) “Prestasi adalah hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan terterntu”. Selanjutnya menurut Arifin (1991: 3) “Prestasi didefinisikan sebagai kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu hal”.
Sementara itu belajar menurut Darsono (2000: 64) adalah “Suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap”. Selanjutnya menurut kamus paedagogik dalam Zainal Aqib (2002: 43) dikatakan bahwa “Belajar adalah berusaha memiliki pengetahuan atau kecakapan.
Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah “Istilah yang telah dicapai individu sebagai usaha yang dialami secara langsung serta merupakn aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh ilmu pengetahuan, ketrampilan, kecerdasan, kecakapan dan sebagainya dalam keadaan kondisi serta situasi tertentu” (Depdikbud, 1984: 298). Sementara itu menurut Tu’u (2004: 75) prestasi belajar adalah “Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”.
Dengan demikian, prestasi belajar merupakan hasil yang telah di capai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka dari hasil evaluasi yang dilakukan oleg guru. Jadi prestasi belajar siswa terfokus pada nilai atau angka yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut terutama dilihat dari aspek kognitifnya, karena aspek ini yang sering dinilai oleh guru untuk mengetahui penguasaan pengetahuan yang dijadikan sebagai ukuran pencapaian hasil belajar siswa.

4. Fungsi Prestasi Belajar
Menurut Arifin (1991: 3), prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi, adapun fungsinya adalah sebagai berikut:
1. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
2. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3. Sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4. Sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.
5. Dapat dijadikan sebagai indikator terhadap daya serap anak didik.
Berdasarkan prestasi belajar tersebut, seorang guru dapat mengetahui apakah peserta didik sudah menguasai materi pelajaran atau belum. Prestasi belajar siswa selain berfungsi sebagai indikator keberhasilan program tertentu, tetapi juga sebagai indikator dari kualitas suatu institusi pendidikan.

5. Penilaian Hasil Belajar
Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa yang bersangkutan. Evaluasi atau penilaian hasil belajar peserta didik pada dasarnya merupakan bagian integral dari proses pembelajaran, yang diarahkan untuk menilai kemampuan peserta didik.
Menurut Suharsimi (2002: 6-8), dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai makna yang dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu:
1. Makna bagi siswa
Dengan diadakannya penilaian, maka siswa dapat mengetahui sejauh mana telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru.
2. Makna bagi guru
Dengan hasil penilaian yang diperoleh guru akan dapat mengetahui siswa-siswa mana yang sudah berhak melanjutkan pelajarannya karena udah mengusai materi pelajaran, dam mengetahui siswa-siswa yang belum berhasil menguasai materi pelajaran. Dengan begitu seorang guru dapat mengetahui ketepatan materi yang diajarkan dan juga mengetahui apakah metode yang digunakan selama ini sudah tepat atau belum.
3. Makna bagi sekolah
Dengan mengadakan penilaian, maka dapat diketahui sampai sejauh mana hasil belajar siswa-siwanya, dengan begitu dapat diketahui juga apakah kondisi belajar yang diciptakan sekolah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Hasil belajar ini juga dapat di jadikan sebagai cermin dari kualitas sekolah yang bersangkutan, dapat dijadikan sebagai pertimbangan bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang dan juga dapat dijadikan sebagai petunjuk bagi sekolah untuk mengetahui apakah yang telah dilakukan oleh sekolah sudah memenuhi standar ataukah belum yang akan terlihat dari perolehan angka-angka yang bagus oleh siswa.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa menurut Suharsimi terdiri dari: usia, kematangan, kesehatan, kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, kebiasaan belajar, keluarga, sekolah, masyarakat, alam, lingkungan fisik (1990: 21).
Menurut Syah (2003: 144) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari: tingkat kesehatan indera pendengaran, penglihatan, kelelahan, kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa, guru, staf administrasi, teman sekelas, gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca, waktu belajar yang digunakan siswa, strategi dan metode belajar siswa.
Menurut Walgito (2004: 151) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari: kesehatan fisik, kelelahan, motivasi, minat, konsentrasi, natural curoiousity, self confidence, self dicipline, intelegensi, ingatan, tempat, peralatan belajar, suasana, waktu belajar dan pergaulan
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dikelompokkan ke dalam faktor internal siswa dan faktor eksternal siswa. Secara lebih terperinci faktor- faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Faktor internal, yaitu faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, yang terdiri dari:
a. Aspek fisiologis (yang bersifat jasmani),
seperti misalnya: tingkat kesehatan indera pendengaran, penglihatan, kelelahan dsb.
b. Faktor psikologis,
yang termasuk kedalam faktor psikologis antara lain adalah, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar, tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, disiplin.

2. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang bersumber dari luar diri siswa, yang terdiri dari:
a. Lingkungan sosial,
yang termasuk ke dalam lingkungan sosial antara lain adalah guru, staf administrasi dan teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa, keluarga dan masyarakat.
b. Lingkungan non sosial,
yang termasuk ke dalam lingkungan nonsosial baik fisik maupun non fisik antara lain adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, maka agar penelitian ini dapat mengkaji sesuatu secara lebih mendalam, dalam penelitian ini peneliti akan memfokuskan penelitian pada aspek disiplin belajar siswa, lingkungan belajar siswa dan variasi mengajar guru.

Dalam proses belajar seorang siswa, faktor-faktor tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa terdiri dari: faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern sebagai faktor dari dalam diri siswa dan faktor ekstern sebagai faktor dari luar diri siswa. Faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar siswa salah satu diantaranya adalah faktor kedisiplinan siswa dalam belajar dan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain adalah faktor lingkungan belajar dan juga faktor variasi mengajar guru dalam hal ini menunjuk pada kualitas pengajaran.






0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Archive

 

Software Collection. Copyright 2008 All Rights Reserved Revolution Two Church theme by Brian Gardner Converted into Blogger Template by Bloganol dot com